“Kyaaa…!
Pak Andri ganteng banget, ya?!” Sebuah jeritan tertahan terdengar dari samping
koridor.
“Duh, bodinya… keren pol!” bisik yang lain.
“Kok bisa-bisanya dia masih single pada usia 40 tahun. Padahal siapa yang mau nolak, coba? Sudah cakep, sukses pula. Aku aja mau jadi simpenannya!”
“Sttt… katanya, dia itu punya trauma. Pernah enggak disetujuin orang tuanya!”
“Duh, bodinya… keren pol!” bisik yang lain.
“Kok bisa-bisanya dia masih single pada usia 40 tahun. Padahal siapa yang mau nolak, coba? Sudah cakep, sukses pula. Aku aja mau jadi simpenannya!”
“Sttt… katanya, dia itu punya trauma. Pernah enggak disetujuin orang tuanya!”
Aku berjalan
dengan cepat menyusuri koridor kantor. Tak kuacuhkan obrolan perempuan-perempuan
itu. Aku sudah terbiasa digosipkan sana-sini. Terserah merekalah. Cuma aku yang
mengerti perasaan ini. Apakah cinta yang abadi masih dianggap utopis?
Betsi.
Nama itulah yang mengisi hampir seluruh hidupku. Masih jelas dalam ingatan
pertemuan pertamaku dengannya. Aku langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.
Usiaku belum genap delapan tahun. Waktu itu, aku sedang mengunjungi teman
sekolah. Ratnalah yang mengenalkanku padanya. Setelah itu, aku selalu betah
bertandang ke rumah Ratna. Karena aku bisa bertemu dengannya.
Aku bersabar
sampai usiaku cukup untuk meminangnya. Sayang sekali orang tuaku menentang
hubungan kami. Sekuat tenaga aku berusaha, sekuat itu pula orang tuaku menghadang. Bahkan Ibu lebih memilih mati daripada merestui.
Aku menyerah. Merelakan kisah kami pada takdir.
Beberapa
kali, Ibu mengenalkanku pada perempuan lain. Tapi tak pernah ada yang seperti
Betsi. Bahkan sampai sekarang. Lalu apakah salah kalau aku memilih hidup melajang?
Daripada aku menipu diri sendiri.
Kini
aku mengerti, Ibuku sepenuhnya benar. Aku tak akan mungkin menemukan kecantikan
sesempurnanya. Selalu ada saja yang kurang. Lalu setiap kali kecewa, aku akan pulang padanya. Betsi si boneka Barbie.
Credit |
FF ini diikutsertakan dalam #ProyekCinta @bintangberkisah
endingnya gak ketebak ya -_-
ReplyDeleteSenangnya enggak ketebak *\^^/*
Delete"Betsi"..
ReplyDeleteNgingetin aku sama puisinya Rendra yang Betsi Betsi gitu (kayaknya, sih, dia nyebutnya Betsi)..
:)
Betsi itu nama boneka barbie palsu aku :D
DeleteYah ampun ending-nyaaaa... >.<
ReplyDeleteHeu :D
Deleteternyata pak andri mengalami bonekaholic,,,,mencari sosok sempurna seperti barbie memang tak ada...nice story :-)
ReplyDeleteTerima kasih ^_^
Deleteseorang gagah yg mau kawin sama boneka! Pantas aja si ibu nggak ngijinin sampe mati. idenya luar biasa keren mbak...
ReplyDeleteMakasih ya ^_^
Delete*gubrak!* x))
ReplyDeleteEvi, endingnya ihh.... :))
Huahahaha...
Deletekasian..
ReplyDeletesuruh ke thailand aja, bnyk tuh yg 'cantiknya sempurna' hihihi..
Tapi cewek Thailand juga ga sesempurna barbie :D
DeleteHihihi..
ReplyDeleteBeneran ada ya cowok yang terobsesi sama boneka? :p
Enggak tahu kalau dalam kenyataan sih :D
DeletePantesan cintaku ditolak terus ..... ppffftt
ReplyDeletePffft...
DeleteAiishh.. Jadi cinta sama boneka? :o
ReplyDeleteIya, Mbak :D
DeleteBeeeuuhhh! Ini nih.. cerita "terhipnotis" barbie dari sudut pandang yg baru. Like like! :D
ReplyDeleteMakasih Tata :)
Delete